Langsung ke konten utama

#part2 : Terima Kasih


     Pintu hati saya mulai dibuka oleh Allah ketika saya menjalani semester awal perkuliahan. Melihat banyak kakak tingkat yang begitu anggun, cantik, dan menentramkan hati dengan mengenakan pakaian syar’inya. Rasanya setiap kali melihat mereka, kalimat toyyibah selalu ingin keluar dari syafatain dan qalbu ini. “Andaikan saya bisa seperti mereka” kalimat seperti itu beberapa kali terucap, tapi tanpa disertai amalan. 
    Pada waktu semester 2, saya melihat teman seangkatan saya memakai khimar yang lucu, dia memiliki warna yang berbeda antara bagian dalam khimar dan bagian luar khimar, dan tiap sisinya bisa dipakai sebagai luaran. Saya memutuskan untuk membeli khimar bermodel seperti itu dengan warna yang berbeda disebuah OLshop satu set beserta gamisnya. Dan itulah pakaian syar'i pertama saya <3

     Awal memakai kerudung yang panjang, saya merasa sebagai pusat perhatian. Saya merasa sangat aneh, mungkin karena dulu saya pernah beranggapan bahwa orang yang memakai kerudung panjang merupakan orang yang menganut ekstrimisme sehingga saya merasa ketika orang lain melihat saya, yang mereka pikirkan sama dengan apa yang pernah saya pikirkan dahulu. Tetapi disisi lain saya merasa sangat nyaman memakai kerudung panjang dan tebal, dengan alas an "ya nyaman aja".
     Karena saya hanya memiliki 1 buah kerudung panjang, Akhirnya saya memakai kerudung tersebut terus menerus selama beberapa hari tetapi dengan warna yang berbeda (karena berbeda warna tiap sisi), dan teman saya ada yang menyadari bahwa saya tidak berganti kerudung Selama beberapa hari (HAHA) meskipun saya selalu mencucinya. Besoknya saya memakai kerudung tipis yang "diselempangkan ke kanan dan kekiri" kembali. Rasanya sangat aneh dan tidak nyaman. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli bebrapa khimar yang panjang agar bisa digunakan sebagai ganti.
     Meskipun saya sudah memakai kerudung ketika berangkat kuliah maupun keluar rumah. Saya masih tidak terbiasa menggunakan kerudung ketika di dalam rumah meskipun di rumah/di kos ada non-muhrim. Pernah pada suatu hari, saya mengantarkan teman saya yang sedang bermain ke kos saya ke gerbang pintu gerbang kos, dia bertanya “lho no? kok nggak pakai kerudung??” dia baru sadar saya tidak memakai kerudung ketika sampai di gerbang pintu kos karena dia berjalan di depan saya. dengan beralasan “oh iya lupa” saya melambaikan tangan ke dia dan kembali ke kamar. Setelah dipikir pikir kembali, benar juga, sebenarnya apa fungsinya saya berkerudung?, kenapa hanya berkerudung waktu keluar atau jalan jalan saja? Bukannya fungsinya untuk menjaga dari pandangan yang bukan muhrim? Padahal di rumah/di kos ada yang bukan muhrim. -berlanjut-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#part3: Kerudung dan Keluargaku

    Setelah brain-storming otak dengan hati, saya mulai mencoba untuk memakai kerudung saat disekitar saya terdapat non-muhrim. Sampai pada suatu hari di rumah saya terdapat bapak-bapak tukang yang sedang melakukan renovasi rumah saya, biasanya saya selalu memakai kerudung jika keluar dari kamar, tetapi pada saat itu dengan setengah sadar (bangun tidur) saya menuju dapur untuk minum tanpa mengunakan khimar “ASTAGHFIRULLAH!!!!!” saya langsung merunduk menghindari pandangan bapak-bapak tukang yang mungkin penasaran tumben saya tidak memakai kerudung keluar kamar.  Dengan memakai jaket yang saya pakai saya menutupi bagian kepala saya, untung saja saya selalu memakai celana panjang dan jaket saat tidur. Melihat tingkah saya, ibu saya bertanya “ngapain mbak?”, “itu buk, saya lupa pakai khimar” jawab saya, kemudian ibu saya terdiam tidak mengatakan apapun, sayapun kembali berjalan menuju kamar. Ibu saya mendatangi saya dan mengatakan “mbak jangan terlalu ekstrim?” “ekstrim?” “tidak apa a

#part1 : Cosplay!

       Saya ingin berbagi sedikit tentang kisah saya, kisah dimana “hidayah”, sesuatu yang misterius dan dicari cari oleh banyak orang menghampiri saya. Nama saya eno, sekarang saya duduk di bangku perkuliahan fakultas kedokteran universitas muhammadiyah Malang semester 4, saya bukanlah seorang penulis, saya hanyalah seorang anak perempuan biasa yang dalam proses hijrah. insyaAllah.      Jika mereka yang sudah dahulu mengenal saya mungkin sedikit terkejut akan penampilan saya yang sekarang, dengan menggunakan kerudung panjang, gamis, lengkap dengan kaos kaki. Saya dulu sedikit ektrim dalam bertingkah laku dan berpakaian. Hal itu tercermin dalam hobi saya yaitu ber-cosplay. Jika kalian ingin tahu apa itu cosplay silahkan browsing di google secara rincinya, tapi  intinya adalah “berpura-pura” menjadi suatu karakter dalam anime, manga, film, dan karakter fiksi lainnya mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dan bersikap selayaknya karakter yang diperankan. Dikarenakan bercosplay m